Akibat hujan yang masih turun di bulan September ini, petani tembakau di kabupaten Jombang dipastikan mengalami kerugian. Bahkan bisa jadi para petani tembakau tersebut mengalami gagal panen.
Dua kecamatan di Jombang yang menghasilkan tembakau adalah Kudu dan kabuh. "Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan lahan kami terendam air. Jika sudah begitu, tembakau yang hendak panen itu warnanya hitam dan membusuk," kata Sugeng, petani asal Kecamatan Kabuh, Sabtu (17/9/2010).
Ia menambahkan, sejak dua bulan lalu lahan miliknya ia tanami tembakau. Hal itu dilakukan karena bulan Agustus - September sudah masuk musik kemarau. Maklum saja, komoditas tembakau lebih cocok ditanam di lahan kering.
Namun ironis, prediksi Sugeng dan petani di Kabuh meleset. Karena dua bulan terakhir ini curah hujan masih tinggi, Akibatnya, petani tembakau hanya bisa mengelus dada. "Yang pasti musim kali ini kami merugi. Bahkan bisa jadi gagal panen," jelas Sugeng ketika ditemui di lahan miliknya.
Kondisi serupa juga dialami Pak. Sunoto, petani tembakau asal Desa Made Kecamatan Kudu. Sejak seminggu terakhir ini air terus menggenang disawah miliknya. Sebenarnya, ia dan petani lainnya sudah berupaya secara maksimal untuk mengusir genangan air itu. Yakni dengan cara membuat parit di sepanjang lahan yang hendak panen tersebut.
Hanya saja, upaya itu tidak banyak menolong mengingat tingginya curah hujan. Akhirnya lambat laun daun tembakau tersebut berwarna kehitaman. "Sebentar lagi pasti membusuk," katanya pasrah.
Baik Sunoto maupun Suntoro hanya berharap niat baik instansi terkait untuk meringankan beban berat itu. Semisal dengan memberikan pinjaman dengan bunga lunak. Karena modal para petani sudah terkuras untuk musim tanam sebelumnya. "Semoga dinas terkait paham kesulitan kami ini,"
0 komentar:
Posting Komentar